Dear temanssss,
Ketika Rasulullah SAW ditanya ttg makna dosa, beliau mengatakan, “…dosa adalah (ketika engkau berbuat kesalahan) yang membuat hatimu terbetik, dan kamu tidak ingin org lain mengetahuinya.” (H.R. Muslim, 2553).
Hmmm.. mari kita renungkan ungkapan Rasulullah tsb. Ternyata dosa berhubungan dengan “hati yg terbetik”, alias kepekaan hati nurani.
Oleh sebab itulah, dlm bhs Indonesia, disebut “nur (=cahaya)ani”. Dlm bentuknya yg paling murni, hati kita ibarat cahaya, yg mempu membedakan baik dan buruk.
Begitu pula dlm bhs Inggris, conscience (=nurani), adalah kemampuan intelektual utk membedakan benar dan salah.
Berarti, logikanya, berdasarkan definisi di atas, dosa (=”nurani yg terbetik”) itu berkaitan dgn moral judgment doong? Berarti ngk universal (berlaku pd semua mahluk) doong?
Ya emang ngk, hahahaa.. contohnya, binatang boleh merampas makanan binatang lain, tanpa dosa. Tapi manusia gak boleh merampas hak org lain kaan? hehee..
Krn manusia memiliki derajat yg lebih tinggi. a.l. ya dikaruniai nurani itu, kemampuan intelektual utk membedakan benar dan salah.
Terus, gimana kalo org bikin salah tapi hatinya “tidak terbetik”, alias gak ngrasa salah? hahahaa.. buanyak buangeet kaan org yg ky gituuu?
Org melakukan kesalahan tapi ngk ngerasa, adalah krn hatinya sudah tak lagi memiliki “kepekaan thd cahaya kebenaran”. Hatinya redup. Gelap.
Hati spt itu, tidak lagi disebut nur(cahaya)ani, melainkan dzulmani. Dzulm = gelap (aniaya). Dari kata inilah timbul istilah zalim.
Jadiiii.. org yg zalim itu ngk selalu spt raja yg sewenang2, marah2 sambil bawa pecut. hahahaa.. Org yg bikin salah tapi ngk ngerasa salah — meskipun orgnya berpenampilan santun — tetep aja namanya zalim.
Demikian temansss, semoga kita senantiasa memiliki kepekaan nurani, jauh dari kegelapan hati alias zalim. Krn hal itu merupakan bagian dari hakikat kemanusiaan kita, karunia terbesar dari Allah SWT.
Wabillahi taufiq [Enlightenment] wal hidayah [Heavenly Sent]. Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Cheers,
– Boss Darling
a
^ back to Top
BossDarling 